Bab I. Meraih Kesuksesan dengan Kompetisi dalam Kebaikan dan Etos Kerja

Deskripsi blog

7/11/20255 min read

Kompetisi dalam Kebaikan

1. Pengertian

Fastabiqul khairat berasal dari bahasa Arab:

فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ berarti “berlomba-lombalah dalam kebaikan”

Artinya secara utuh adalah “Berlomba-lombalah dalam berbagai macam kebaikan”. Dalam Islam, prinsip ini mendorong umatnya untuk aktif, progresif, dan berorientasi pada manfaat dalam segala aspek kehidupan, baik spiritual, sosial, maupun intelektual.

Perlu kalian ketahui bahwa Allah Swt. menciptakan kehidupan dan kematian untuk menguji siapakah yang terbaik amalnya. Manusia akan hidup di akhirat selama-lamanya, sedangkan dunia hanya tempat singgah sementara Agar memperoleh kebahagiaan di akhirat, kalian harus memperbanyak amal saleh selama hidup di dunia. Seseorang dikatakan sukses apabila memperoleh kebahagiaan di akhirat dan di dunia sekaligus. Namun, kita meyakini bahwa kesuksesan sejati adalah suksesnya hidup di akhirat. Untuk meraih kesuksesan tersebut, kalian harus menggunakan petunjuk ajaran Islam. Kesuksesan hidup di akhirat dan di dunia akan diperoleh dengan selalu beramal saleh dalam kehidupan sehari-hari. Bangsa Indonesia harus sejajar atau bahkan lebih tinggi dibanding bangsa-bangsa lain di dunia. Apa yang akan terjadi jika bangsa Indonesia tidak siap bersaing dengan bangsa lain?. Tentunya akan jauh tertinggal, dan dianggap sebagai bangsa pemalas. Oleh karena itu, mulailah dari diri sendiri, kemudian ajaklah teman-teman kalian untuk selalu meningkatkan kuantitas dan kualitas ilmu pengetahuan dan teknologi.

Saat ini semua negara di dunia termasuk Indonesia sedang berkompetisi dalam menemukan vaksin virus korona. Masing-masing negara mengerahkan semua sumber daya yang dimiliki untuk mengatasi virus korona. Pada kondisi pandemik seperti inilah kualitas sumber daya manusia sebuah negara benarbenar diuji kualitasnya. Bukan sekadar bertahan menghadapi pandemik, tapi mampu mengatasinya dengan baik. Oleh karena itu, kalian harus mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya agar mampu tampil lebih unggul dibanding bangsa-bangsa lain di dunia. Ciptakanlah suasana berlomba dalam kebaikan di mana saja kalian berada, terutama di lingkungan sekolah. Allah Swt. telah memerintahkan hamba-Nya untuk berkompetisi dalam kebaikan dan etos kerja, sebagaimana tercantum dalam Q.S. al-Maidah/5: 48 dan Q.S. at-Taubah/9: 105 dan hadis terkait. Mari kita pelajari dan simak baikbaik agar dapat memahami pesan-pesan mulia yang terkandung di dalamnya untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Dalil Al-Qur’an

Q.S. al-Maidah/5: 48

وَاَنْزَلْنَآ اِلَيْكَ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتٰبِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ وَلَا تَتَّبِعْ اَهْوَاۤءَهُمْ عَمَّا جَاۤءَكَ مِنَ الْحَقِّۗ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَّمِنْهَاجًاۗ وَلَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ لَجَعَلَكُمْ اُمَّةً وَّاحِدَةً وَّلٰكِنْ لِّيَبْلُوَكُمْ فِيْ مَآ اٰتٰىكُمْ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرٰتِۗ اِلَى اللّٰهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيْعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيْهِ تَخْتَلِفُوْنَۙ ۝٤٨

Kami telah menurunkan kitab suci (Al-Qur’an) kepadamu (Nabi Muhammad) dengan (membawa) kebenaran sebagai pembenar kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan sebagai penjaganya (acuan kebenaran terhadapnya). Maka, putuskanlah (perkara) mereka menurut aturan yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu mereka dengan (meninggalkan) kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk setiap umat di antara kamu Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Seandainya Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikanmu satu umat (saja). Akan tetapi, Allah hendak mengujimu tentang karunia yang telah Dia anugerahkan kepadamu. Maka, berlomba-lombalah dalam berbuat kebaikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang selama ini kamu perselisihkan.

Kebaikan yang dilakukan oleh seorang mukmin akan mendapatkan balasan dari Allah Swt. Berlomba dalam kebaikan merupakan suatu ajakan kepada orang lain dengan dimulai dari diri sendiri untuk selalu menempuh jalan yang diridai oleh Allah Swt. Mengapa seorang mukmin harus bersegera dalam berlomba-lomba dalam kebaikan?. Karena kesempatan waktu hidup di dunia hanya sementara dan terbatas oleh ruang dan waktu. Tidak ada yang tahu kapan seseorang akan dipanggil menghadap Allah Swt. Di samping itu, tidak ada yang tahu perubahan yang akan dialami oleh seseorang. Bisa jadi malam ia beriman, esoknya sudah tidak memiliki iman. Atau malam ia masih salat berjamaah di masjid, pagi terjerumus dalam kemaksiatan. Oleh karena itu, Islam menganjurkan umatnya untuk bersegera dalam berbuat kebaikan.

3. Menerapkan Perilaku Kompetisi dalam Kebaikan untuk Meraih Kesuksesan

Kalian pasti ingin mengamalkan pesan mulia yang terkandung dalam Q.S. al-Maidah/5: 48. Agar dapat berkompetisi dalam kebaikan, lakukanlah “M6” berikut ini, yaitu: 1. Mengawali dengan basmalah 2. Melakukan dengan penuh semangat 3. Menjaga konsistensi 4. Mempelajari ilmu yang terkait 5. Membiasakan bekerja sama 6. Mengamati, meniru, dan memodifikasi

Untuk memahami “M6” di atas, perhatikan penjelasannya berikut ini.

1) Mengawali suatu amal kebaikan dengan membaca basmalah dan berdoa kepada Allah Swt. agar diberikan kemudahan, kelancaran, dan keberkahan. Doa merupakan kekuatan spiritual yang akan mendorong kalian untuk berusaha maksimal hingga amal tersebut paripurna. Di samping itu ada nilai pahala atas amal yang dilakukan dengan ikhlas.

2) Melakukan semua amal kebaikan dengan penuh optimis dan semangat. Sikap optimis dan semangat ini akan membuat seseorang menjadi yakin mampu mengerjakan amal kebaikan dengan tuntas. Lebih dari itu, tumbuh rasa senang dan bahagia karena telah berhasil menyelesaikan sebuah amal kebaikan.

3) Menjaga konsistensi (istiqamah) amal kebaikan yang sudah kalian lakukan. Kualitas dari amal kebaikan akan semakin meningkat apabila kalian lakukan dengan konsisten. Tiap hari akan ada pengalaman baru untuk perbaikan kualitas amal pada hari berikutnya dan masa datang.

4) Mempelajari ilmu yang terkait dengan peningkatan kualitas amal kebaikan. Antara ilmu dan amal merupakan satu kesatuan. Ilmu tanpa amal, ibarat pohon tak berbuah. Demikian pula beramal tanpa ilmu akan mengakibatkan amal tersebut tertolak. Menambah bekal ilmu dapat kalian lakukan dengan belajar di lembaga pendidikan formal maupun non formal.

5) Membiasakan diri beramal secara bersama-sama dengan melibatkan orang banyak. Dalam hal ini, bukan berarti mengabaikan amaliyah yang sifatnya pribadi. Keterlibatan banyak orang dalam suatu amal kebaikan akan membuat nilai amal tersebut semakin baik. Karena akan semakin banyak manfaat dan kemaslahatan yang dapat dirasakan oleh masyarakat luas. Lebih dari itu, akan memperkuat tali silaturahmi dan memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.

6) Mengamati, meniru, dan memodifikasi amal kebaikan yang telah dilakukan oleh orang lain. Hal ini akan memudahkan dan memotivasi seseorang dalam beramal saleh. Karena sudah dicontohkan oleh orang lain, maka harus ada usaha untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas amal tersebut agar lebih baik dan nilai manfaatnya menjadi lebih besar.

4. Nilai-nilai Kompetisi Sehat

  • Tidak menjatuhkan orang lain

  • Niat karena Allah

  • Ikhlas dalam beramal

  • Konsisten dan penuh semangat

Penutup

Fastabiqul khairat adalah budaya yang harus ditanamkan sejak dini. Pelajar yang terbiasa bersaing dalam kebaikan akan tumbuh menjadi pribadi yang unggul, bermanfaat, dan dicintai Allah dan manusia. Dalam dunia yang penuh tantangan dan kompetisi ini, Islam tidak menyuruh kita pasif, tapi mengajarkan kita untuk berlomba-lomba menjadi yang terbaik—dalam amal, akhlak, dan prestasi.

Etos Kerja dalam Islam

Etos kerja adalah semangat, karakter, dan kebiasaan kerja yang mencerminkan sikap positif, tanggung jawab, dan dedikasi dalam menyelesaikan tugas. Dalam Islam, etos kerja bukan hanya urusan duniawi, melainkan bagian dari ibadah jika diniatkan karena Allah dan dilakukan dengan jujur serta sungguh-sungguh.

. Landasan Etos Kerja dalam Al-Qur’an dan Hadis

a. Al-Qur’an
  • QS. At-Taubah: 105

    “Dan katakanlah: Bekerjalah kalian, maka Allah akan melihat pekerjaan kalian, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang beriman...”

  • QS. Al-Mulk: 15

    “...Berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya lah kamu (kembali) dibangkitkan.”

b. Hadis Nabi SAW

  • "Sesungguhnya Allah mencintai seorang hamba yang jika mengerjakan suatu pekerjaan, ia menyempurnakannya (itqan).”
    (HR. Thabrani)

  • "Tangan di atas (memberi) lebih baik dari tangan di bawah (meminta).”
    (HR. Bukhari dan Muslim)

a. Dalam Pembelajaran

  • Datang tepat waktu ke kelas

  • Mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh

  • Aktif bertanya dan menjawab

  • Membaca sebelum dan sesudah pelajaran

  • Tidak mencontek dalam ujian

b. Dalam Kehidupan Sosial

  • Menepati janji dengan teman dan guru

  • Menjaga kebersihan dan ketertiban kelas

  • Menjadi relawan kegiatan sosial sekolah

  • Menjadi siswa yang bisa diandalkan teman

c. Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler

  • Bertanggung jawab pada peran dalam organisasi OSIS, Pramuka, dll

  • Tidak hanya mencari sertifikat, tapi juga kontribusi nyata

  • Konsisten berlatih, hadir rapat, dan jujur terhadap tugas

5. Mengapa Etos Kerja Penting bagi Pelajar?

  1. Membentuk Karakter Mandiri dan Tangguh
    Etos kerja mengajarkan siswa untuk tidak bergantung, melainkan mampu menyelesaikan tugas sendiri.

  2. Menumbuhkan Rasa Percaya Diri
    Dengan etos kerja yang baik, siswa akan percaya bahwa usaha mereka akan membuahkan hasil.

  3. Membiasakan Sikap Profesional Sejak Dini
    Dunia kerja kelak membutuhkan pribadi yang disiplin, bertanggung jawab, dan solutif.

  4. Menjadi Pelajar yang Berprestasi dan Berakhlak
    Etos kerja bukan hanya soal nilai, tetapi juga akhlak dalam belajar.

Etos kerja Islami bukan hanya tentang rajin dan tekun, tapi tentang nilai, akhlak, dan integritas dalam setiap perbuatan. Pelajar yang memiliki etos kerja tinggi akan menjadi pribadi unggul, mampu memimpin dirinya sendiri, dan bermanfaat bagi masyarakat. Dunia dan akhirat akan diraih oleh mereka yang bekerja dengan ikhlas, cerdas, dan penuh amanah.